Terjeru Post

TERIMA KASIH MAS NADIEM, SELAMAT BEKERJA MAS MU’TI ; Surat Terbuka dari Haidar Bagir  Mas Menteri Nadiem, pertama sekali, perkenankan saya menyampaik…

Filsafat Ekonomi Aristoteles : Integrasi Urusan Ekonomi dan Etika

Filsafat Ekonomi Aristoteles : Integrasi Urusan Ekonomi dan Etika  Oleh: Mh. Nurul Huda Masalah ekonomi hadir seiring dengan keberadaan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan akan makanan dan minuman, berpakaian, bertempat tinggal dan hidup dengan layak mendorong manusia melakukan tindakan ekonomi. Bercocok tanam, bertani, berburu, menebang pohon, kerajinan tangan, berdagang, dan seterusnya. Dengan kegiatan ekonomi juga manusia sebenarnya mengekspresikan sosialitasnya; dan melalui tindakan ekonomi, melalui pertukaran kata Aristoteles dalam Nechomacean Ethics, manusia berinteraksi dan membentuk suatu komunitas.

Ketidakpercayaan Terhadap Metanarasi Kondisi Postmodern Pengetahuan menurut J.F. Lyotard

Oleh: H. Dwi Kristanto * Abstrak Sains dalam masa modern mengklaim diri sebagai satu-satunya jenis pengetahuan yang valid dan melegitimasi dirinya dengan merujuk pada dua narasi besar: emansipasi manusia dan dialektika Roh.Narasi besar ini menjadi meta-narasi yang berfungsi menjamin adanya satu kebenaran tunggal yang berlaku universal. Dalam kondisi postmodern metanarasi semacam itu tak dapat dipercaya lagi. Sains dengan bahasa denotatifnya hanyalah sebuah permainan bahasa di tengah aneka permainan bahasa; satu jenis pengetahuan di antara pelbagai jenis pengetahuan. Tak ada determinisme universal; yang ada adalah determinisme lokal. Oleh karena itu sistem pemikiran yang belaku—dan dapat menciptakan keadilan—bukan homologi, melainkan paralogi. Kata-kata kunci:   pengetahuan, legitimasi, metanarasi, permainan bahasa, pengetahuan naratif, performativitas, kekuasaan, konsensus, keadilan, paralogi.

Antara Masyarakat Madani dan Masyarakat Islami

Legitimasi semua lembaga di dalam sistem pemerintahan Islam adalah dari sisi Allah yang maha Esa. Masyarakat madani di sana mendapatkan legitimasi dari sistem Islam, dan efektifitas sistem Islam di masa kini dengan menggunakan metode masyarakat madani, --metode yang dapat membantu dalam mengaktualisasikan hukum-hukum agama yang bertujuan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke arah kebahagiaan yang abadi--, dan di saat yang sama menjamin hak dan keuntungan anggota masing-masing. Inilah mungkin maksud orang-orang yang memperkenalkan "madinah Nabi Muhammad SAWW" sebagai tempat lahirnya masyarakat madani. Namun mengingat istilah masyarakat madani (civil society) memiliki background tersendiri, maka lebih baik menggunakan istilah umat atau masyarakat Islami untuk menghindari interpretasi yang tidak benar.

Latest posts

Baju Baru Sang Kaisar

Achmad Munjid** Masih ingat cerita anak-anak “Baju Baru Sang Kaisar” (1837) karya penulis Denmark-Norwegia Hans Christian Andersen yang kemudian sang…

ULIL TIDAK PERNAH BERUBAH oleh Moh. Shofan

Semalam saya mengikuti acara Merayakan Keberkahan Usia Ulil ke-55 Tahun, yang digelar secara virtual. Saya menunggu Ulil bicara dan berharap ia bisa …

Negara Berketuhanan

Oleh; Achmad Munjid Terdorong arus konservatisme yang mengalami pasang naik sejak Reformasi, simbolisme agama kian deras memasuki arena politik. Form…

Kenikmatan Berburu Komunis

Kenikmatan Berburu Komunis Oleh: Hatib Kadir Ceritera kekerasan di Indonesia sering mengundang tepuk tangan dan gelak tawa. Coba bandingkan, para hak…

“Imaji Semiotis tentang Jati Diri Cinta dalam Film Perahu Kertas”

Poster Film Perahu Kertas by Mizan Productions, Starvision & Dapur Film   Judul Film: Perahu Kertas Sutradara : Hanung Bramanyto …

Hamemayu Hayuningrat

Hari ini, Minggu, 29 Maret 2020, bandara Yogyakarta International Airport (YIH) resmi dioperasikan secara penuh, menggantikan bandara lama, Adisucipt…
© terjeru.co. All rights reserved. Premium By Raushan Design