Ayatollah Murhadha Muthahhari lahir di
Faryan, 2 Februari 1920. Usai menamatkan pendidikan dasarnya, ia pindah ke
Masyhad, sebuah wilayah pusat ziarahd an belajar. Di tempat inilah ia mulai berkenalan
dengan ilmu filsafat Islam. Dari Masyhad, Muthahhari pindah ke Qom.
Kepindahannya ke kota tersebut dikarenakan guru yang memperkenalkan dirinya
pada filsafat yakni Mirza Mehdi Shahidi Ravazi. Muthahhari baru menetap di Qom
pada 1936. Di kota inilah ia berjumpa Ayatollah Khomeini serta Allamah
Thabatabai, dua tokoh yang amat mewarnai pandangannya. Sepanjang hidupnya ia
selalu mengatakan pelajaran yang ia terima dari Khomeini selalu terngiang di
telinganya, seolah baru satu atau dua hari saja ia dapat.
Dari Khomeini, Muthhahari memperoleh
pelajaran filsafat dan irfan. Tahun 1941, Muthahhari meninggalkan Qum menuju
Isfahan. Di sini, minatnya terhadap Nahjul Balaghah makin tinggi. Ia
mempelajarinya dengan bimbingan Mirza Ali Aqa Shirazi Isfahani, guru yang
memiliki otoritas untuk naskah-naskah syiah. Tapi untuk ilmu ushul fiqh,
Muthahhari tetap kembali ke Qum. Hasratnya terhadap ilmu filsafat masih belum
berhenti. Muthahhari kemudian membaca Manzumah, sebuah naskah filosofis
karya Mulla Hadi Sabzawardi. Ia kemudian melanjutkan kajian filsafatnya dengan
mempelajari Kifayah Al Usul, sebuah kitab hukum dari Akhud Khorasani.
Dari kitab Kifayah Al Usul, kemudian Muthahhari memulai komitmennnya
untuk mempelajari Marxisme.
Sumber yang didapat Muthahhari untuk mempelajari
Marxisme umumnya dari buku dan pamflet yang dibuat oleh partai Tudeh.
Pemikirannya terus berjalan dengan mempelajari Al Asfar al Arbaah, juga sebuah
buku yang mengakaji pemikiran filsafat. Konsentrasi lebih keras pada studi
filsafat dengan mempelajari secara detail Introduction to Philosophy. Ia juga
bergabung dengan diskusi Kamis bersama Allamah Thabatabai tentang filsafat
materialis. Diskusi itu berlangsung tiga tahun, hingga menghasilkan sebuah
buiku Ushul el Filsafat wa Ravesh-e Realism (Prinsip Filsafat dan Metode
Realistik). Muthahhari mengedit naskah dan memberi tambahan lebih luas dan
menerbitkannya secara bertahap. Ia juga mempelajari buku karya Ibn Sina dan
lainnya. Pada 1954, Muthahhari mulai mengajar di Fakultas Teologi Universitas
Tehran.
Pada saat yang sama ia juga mulai aktif dalam
organisasi masyarakat religius bulanan (Anjoman e Ye dini) dan menerbitkan
majalah bulanan Goftar e Mah. Ia juga secara berkala mengajarkan ilmu Islam
kepada masyarakat biasa. Kendati lama bergelut dengan filsafat, Muthhahari
tetap bisa berkomunikasi dengan masyarakat biasa. Ia tetap mengajar ilmu agama
sehingga ia lebih dikenal sebagai ulama ketimbang filosofis. Bahasanya amat
cair dan ilmu yang diajarkan dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat. Muthahhari
bukan hanya masuk pada kajian agama untuk kehidupan sehari-hari tapi juga
memasuki perdebatan tentang feminisme, teori evolusi dan bahkan prinsip
kausalitas dan penciptaan alam semesta yang selalu menjadi perdebatan pada
filosofis.
Ihwal teori evolusi yang dibuat oleh Darwin,
Muthahhari berpendapat tidak ada kesenjangan logika antara kepercayaan pada
Tuhan dengan teori evolusi. Namun menurut dia, teori evolusi yang dirumuskan
oleh darwin tidak cukup untuk menerangkan proses evolusi spesies. Evolusi tetap
harus dilengkapi dengan hukum metafisik. Keterlibatan Muthahhari tidak hanya
terbatas pada bidang keilmuan. Dia juga ikut menggerakkan revolusi kepada
rakyat islam Iran sehingga dunia filsafat yang ia geluti tak hanya jadi menara
gading. Dan karena keterlibatannya pada politik praktis, itu ia kemudian
dicekal pada tahun 1963.
Majalah bulanan yang ia terbitkan dilarang
berredar. Promosinya di Universitas Tehran juga ditolak. Pada 1964, Muthahhari
ikut mendirikan Hoesseiniyeh Ershad, sebuah organisasi religius yang didirikan
secara pribadi. Namun pada 1963 gerakan revolusi mulai bangkit. Muthahhari
terus menjalin kontak dengan Khomeini yang telah diasingkan. Ia bahkan
menyatakan dirinya sebagai satu-satunya wakil di Iran yang bertanggungjawab
mengumpulkan dan menyalurkan zakat karena pengasingan ayatullah Khomeini. Ia
juga tetap aktif memberi kuliah dan menulis berbagai isu keagamaan dan sosial.
Dan karena keaktifannya pada dunia ilmiah yang mendukung politik praktis,
Muthhahari dibunuh pada 1 Mei 1979. Ia dibunuh hanya beberapa saat setelah
kemenangan revolusi Islam Iran. (
tid )
Jumat, 13 Agustus
2004
Murthada Muthahari
Murthada Muthahari