Salam,
Kawan, surat Anda tentang peran orientalis dalam pengkajian Islam sangat
baik. Poin yang perlu ditambahkan kepada ulasan Anda adalah: jika umat Islam
merasa keberatan dengan studi-studi orang barat atas "dunia timur",
maka ada baiknya orang Islam melakukan "orientalisme terbalik", yakni
timur melakukan kajian atas barat. Dengan demikian akan terjadi proses belajar
yang saling memperkaya antara wetan dan kulon. Hassan Hanafi telah memulai hal
itu melalui studinya yang masih agak mentah dan dangkal, "Pengantar atas
Oksidentalisme".
Saya sendiri menikmati kajian orang barat atas Islam dan dunia timur secara
luas. Memang kajian mereka jauh lebih menarik, memikat, dan thought provoking.
Saya bertaruh, hingga sepuluh tahun mendatang, saya tidak yakin adakah penulis
muslim yang bisa menulis buku populer dengan gaya yang memikat, tetapi dengan
erudisi intelektual yang mendalam, seperti yang diperlihatkan oleh Karen
Arsmstrong, History of God. Membaca buku ini sama nikmatnya dengan buku membaca
Abu Hayyan al-Tauhidi, Al-Imta' wa al-Mu'anasah. Kapan penulis modern Islam
bisa menulis seperti kedua orang itu: tak usah mengutuk orang lain?
Contoh karya orientalisme yang memukau dan enak dibaca adalah buku Diana L.
Eck, Encountering God, suatu kajian yang penuh dengan simpati tetapi juga
kritis atas pandangan ketuhanan dalam tradisi Hinduisme dilihat dari sudut
pandang teologi Kristiani. Buku ini sedap sekali dibaca, dan sekali lagi saya
bertaruh, belum tentu dalam waktu satu dekade mendatang ada seorang penulis
muslim yang bisa melakukan studi teologi sebaik dan dan sememikat seperti
dilakukan oleh Eck.
Kajian-kajian Sachiko Murata atau William C. Chittick dalam bidang mistik
Islam, masyaallah, kok bisa orang-orang di "luar" Islam mengkaji
mistik
sebaik itu, bahkan dengan mutu yang susah ditandingi oleh orang Islam
sendiri.
Buku yang membuat saya jengkel karena menyebarkan "kecurigaan"
yang berlebihan pada kaum orientalis serta kaum intelektual Muslim di dunia
Islam adalah karangan Dr. Muhammad al-Bahy yang berjudul, al-Fikr al-Islamy wa
Shilatuhu bi al-Isti'mar al-Jadid (al-Gharby). Buku ini telah diterjemahkan
oleh Penerbit Dewan Dakwah dan kerap dipakai oleh Daud Rasyid untuk menyerang
Cak Nur, atau K.H. Syukron Makmun untuk menyerang Gus Dur dengan tuduhan yang
"klise" di mana-mana, yaitu bahwa mereka yang sering disebut sebagai
"pembaharu Islam" sejatinya hanya antek orientalis.
Salam
[Ulil Abshar-Abdalla]
14/06/2004